Halo, Ayah Hebat!
Satu bulan satu buku kali ini bukan perkara menulis dan menerbitkan buku dalam sebulan, ya. Namun, tentang beli buku. Eits! Tunggu dulu. Ini bukan beli buku untuk diri-sendiri, tetapi untuk buah hati. Sebagai penghargaan pada diri sendiri, target satu bulan beli satu buku sudah tercapai dulu saat masih sendiri.
Kali ini kondisinya sudah berbeda. Tentu beda pula prioritasnya. Pada dasarnya memiliki anak laki-laki maupun perempuan itu sama saja. Mereka memang berbeda, tetapi tidak untuk dibeda-bedakan.
Tidak terkecuali pada hal pengenalan terhadap literasi sejak dini. Anak laki-laki atau perempuan memiliki hak dan kedudukan yang sama. Namun, memiliki anak laki-laki memiliki tugas lebih berat dalam mengenalkan literasi. Kenapa?
Saya berkaca dari kondisi di sekolah saya. Di tempat mengajar saya iklim literasi semakin bertumbuh. Namun masih membutuhkan perjuangan. Dalam setiap kegiatan literasi yang saya inisiasi, kebanyakan yang berpartisipasi adalah peserta didik perempuan.
Hal inilah yang akhirnya menyadarkan, bahwa saya harus bisa menumbuhkan cinta literasi kepada anak laki-laki. Menurut saya, mengenalkannya pada buku sejak dini adalah cara asyik untuk saat ini. Untuk bisa mengenalkannya saya memutuskan untuk membelikan dia satu buku setiap bulan. Alhamdulillah sampai saat ini, anak laki-laki saya telah memiliki beberapa koleksi buku sendiri.
Beragam buku saya belikan. Ada kumpulan dongeng nusantara, buku belajar membaca, kumpulan cerita, huruf hijaiyah, mewarnai, dan masih banyak lagi. Terkadang menyesuaikan dengan keinginannya. Dalam artian saya membebaskan buku mana yang mau dibelinya. Namun, tidak jarang saya membelikannya langsung dengan pertimbangan kebermanfaatan dan anggapan bahwa dia menyukainya.
Kebiasaan ini juga memberikan dampak positif kepada saya sebagai orang tua. Setidaknya saya ada bahan saat dia meminta saya untuk bercerita.
Nah, Ayah Hebat! Bagaimana? Ingin melakukan hal yang sama juga? Ayo bersama-sama menggaungkan ‘satu bulan satu buku’ untuk buah hati kita.
Salam Ayah Hebat!
idenya bagus juga Pak. Coba akhh…
Selamat mencoba, Pak Cip!
siap
Mantap artikelnya. Contoh mengaktifkan literasi. Salam kenal dan salam sukses
Salam kenal balik, Guruku.
Mari goyang dan ber”sabusabu”
Siap, Bunda! Satu bulan satu buku! Yeah!
Saya menunggu (mungkin Krn belum membuka arsip) cerita kegiatan literasi di sekolah.
Bentuk, reward, dan upaya sekolah dlm mendukung gerakan literasi tsb.
Untuk kegiatan literasi sekolah saya unggah di web sekolah smpnegeri3lingsar, Pak D. 😁
Mau coba juga. Masih cenderung ke mainan. Terima kasih sharingnya.
Kalau saya tanpa sadar membagi diri, Bu. Mainan jatah mamaknya, kalau buku tugas bapaknya. 😁
Mantap besan. Selalu menginspirasi.
Aamiin. Semoga demikian seterusnya, Besan 🙏
Inspiratif 🙏 boleh idenya . Moga manfaat 👋
Aamiin. Terima kasih, Bu 🙏
Bisa di tiru nih. Terima kasih ilmunya. Bermanfaat
Siap, Abah! 🙏
Menarik
Gerakan yg sangat bagus. Saya juga akan menerapkan yg sama jika saya menikah dan punya anak nanti.
Sungguh cita-cita yang mulia. Layak didukung kalau ini. Seandainya semua laki-laki punya pemikiran seperti ini, literasi akan semakin dicintai. 🙏
Amin.. Amin.. Terima kasih..
Pingback: Tukar Link Yuk?! – Alvi Punya Cerita