13 Kengerian #HororisCausa di Mata @AlamGuntur

Pernah ngebayangin gak kalau teman-teman yang terbiasa nulis @fiksimini “diminta” nulis cerita yang panjang? Dan cerita panjang teman-teman @fiksimini ini mengambil tema horor. Beerrr… agak ngilu ngebayanginnya.

Ini seperti derap langkah di lorong rumahmu. Tubuh samar-samar mengintai di jendela itu. Kata-kata, katanya diketikkan. Diketukkan menjadi ketakutan demi ketakutan. Ini seperti pisau berkarat diseret di dalam kepalamu – Firman. A.

Kengerian Pertama. dibuka oleh cerita @adelliarosa “Burung-Burung Hitam di Mata Mahla” (BBHdMM). Mahla pernah bermimpi, ada sekawanan burung-burung bersayap pekat yang menukik ke arah matanya. Adelia Rosa membuka cerita BBHdMM cukup berhasil; sebagai pembaca aku langsung ingin tahu ‘apa yang terjadi?’. BBHdMM berkisah tentang anak perempuan yang dirasuki iblis. Yang kusuka, Adel mahir memvisualkan ceritanya. Aku dapat membayangkan saat adegan imam dan para santo berusaha mengusir iblis dari tubuh Mahla. Bukan perkara mudah menulis cerita horor yg meneror tanpa lebay. Dan Adel cukup berhasil dalam BBHdMM. Adel tidak terseret emosi sebagai pengarang saat plot Doa Bapa Kami. Dia mampu mengatur ritme dan ketegangan di sana. Ada kalimat dalam BBHdMM yg membuatku terdiam lama. Sebuah pertanyaan dari Mahla.

“Ibu mereka datang kepadaku, orang-orang yang meminta tolong itu. Apakah Tuhan cemburu?”

Kengerian Kedua. Membaca cerita @sibangor “Memburu Harta Karun Kartosoewirjo” bikin geregetan sendiri tapi sekaligus takut. Ending cerita Ade Yusuf serem dan sadis tapi terasa “manis”. Permainan POV-nya bikin nahan napas. Kalau Adel menampilkan cerita gotik dengan visual semacam Eropa abad pertengahan, Ade menyajikan Indonesia pasca merdeka. Hal yang berengsek dari cerita Ade, aku sebagai pembaca jadi penasaran ‘harta karun Kartosoewirjo itu beneran ada?’ Aku suka penulis gotik yg memadukan sejarah atau dongeng dalam ceritanya. Dan Ade sukses melakukan itu di . Permainan POV-nya juga nggak “kasar” walau loncat antara beberapa karakter. Dan cerita ini meneror sampai ending.

Kengerian Ketiga. Sejujurnya, cerpen pertama yg kubaca dalam adalah karya @Irfanaulia. Kenapa? Judulnya nyeleneh banget. “Aku Terlalu Malas Mencari Judul yang Cocok untuk Cerita ini”. Itu judul cerpen Irfan Aulia dalam . Astaga! Gimana aku gak kaget dan jadi pengin baca pas lihat daftar isi terus nemu judul begituan? Dibanding cerita Adel & Ade, karya Irfan berasa sedikit ngepop; dari pilihan usia tokoh, setting, ide dll. Kurasa pilihan itu disengaja oleh Irfan agar beragam isinya. Oya, pop yang ‘teen‘. Cerita Irfan tentang kutukan boneka voodoo. Yang bikin ngeri, dia sengaja mengacak-acak sugesti dan rasa takut pembacanya. Oya, pilihan diksinya agak ‘brutal’. Aku sampe merinding disco saat menemukan pilihan-pilahan kata Irfan yang sadis. Buat yang gak suka cerita horor sadis kayak film Evil Dead gitu, harus kuatkan jiwa raga pas baca cerita Irfan. Sedikit yang kusayangkan, pilihan akhir cerita yang diambil Irfan. Satu plot pendek di akhir cerita membuyarkan ketakutanku.

Simak juga trailer #HororisCausa

Kengerian Keempat. Cerita keempat yang sudah kubaca adalah karya @mzkiit “Kabur dari Neraka”. Judul dan ilustrasinya bikin penasaran banget. Cerita karya Kikit Azeharie juga ngepop tapi lebih ke pop dewasa dan sedikit berbau fantasi. Aku terkejut dengan gambaran neraka yang dibuat Kikit. Selain itu nuansa klenik ala Indonesia-nya berasa banget. Aku suka sesuatu yang beraroma lokal dalam cerpen Kikit. Sayangnya menurutku cerpennya kependekan, aku merasa belum tuntas. Sampai cerita Kikit tamat, aku masih bertanya-tanya urusan apa yang belum selesai dan membuat mereka kabur dari neraka?

Kengerian Kelima. Sumpah! Aku suka dengan cerpen @harigelita di #HororisCausa. Judulnya “Lelaki Tudung Hitam”. Well, judulnya emang kurang kece sih. Aku baca cerpen dalam secara random. Awalnya cari cerpen Om @PramoeAga eh ternyata doski bagian ilustrasi cerpen Dian Harigelita. Aku suka imajinasi dan konsep “pulang” yg dipakai Dian dalam Lelaki Tudung Hitam. Walau awalnya kurang neror kayak cerpen  yg lain. Grafik ketegangan yg dibangun Dian dari datar, naik, naik dan pas ending… blaaarrr! Anjrit! Bikin eeeehhh! Kupikir tokoh Rena naik bis biasa untuk pulang ke Jogja, ternyata dia naik bis hantu. Dan penyebab dia di bis itu yg bikin wow! Ah, kalau kamu beli , kusarankan baca beberapa kali cerpen Dian untuk belajar membuat konflik. Walau paragraf pembuka Dian kurang menarik, tapi kesabaranmu membaca sampai akhir akan terbayar. Percayalah. Gara-gara cerpen Dian “Lelaki Tudung Hitam” jadi penasaran sama cerpen-cerpen yang lain. Baca yg mana lagi, ya? Hemmm… Oya, biar horornya berasa pas baca cerpen Dian dengerin Yellow-nya Coldplay deh.

Baca juga ulasan 13 kengerian #HororisCausa

Kengerian Keenam. Selanjutnya baca Pernikahan Raga karya @germarama. Kayaknya Adisty benar-benar mematuhi konsep unity dalam teori cerpen. Dari judul sampai elemen-elemen dalam cerpennya berkaitan satu sama lain. Walau suspense-nya kurang menurutku. Cerpen Adisty oke, tapi aku yakin jika alur dan plotnya dimainin dikit, pasti jauh lebih oke. Ide dalam Pernikahan Raga keren. Idenya tentang cowok yg kepepet cari dana buat nikah. Problem ini emang horor banget bagi cowok. Tapi tetep sih adegan suara tangisan perempuan yang didenger tetangga kos dan penampakan yg ditulis Adisty bikin merinding. Diksi yang dipakai Adisty sederhana, jadi pembaca makin mudah ngebayangi ceritanya. Nah, takut sendiri, kan? Lalu aku takut sendiri ke toilet lantai bawah. Sial banget, kenapa juga baca malam hari? Coba bayangin; tivi yang nyala sendiri, suara tangisan perempuan, udara dingin, kelebat bayangan. Merinding!

Kengerian Ketujuh. Sekarang lanjut baca cerpen @melctra “Ontran-Ontran Perempuan”. Kayaknya tema lokal Jawa ini. Penasaran. Jam terbang dalam menulis emang gak bisa bohong, ya. Mel Puspita menulis “Ontran-Ontran Perempuan” dengan sangat apik. Pilihan diksi Mel keren. Ketahuan jika dia memikirkan setiap kata yang akan dituliskannya. Gak hanya tulis. Saat membaca cerpen Mel, aku jadi ingat nasihat senior dulu “Jangan gunakan diksi yang sama dalam interval pendek”. Ide Mel cukup umum, tentang cinta segitiga yg melibatkan biduan (ronggeng) tapi dikemas dengan segar dan apik. Aku suka dengan tema-tema lokal seperti cerpen Mel. Pilihan ending-nya bikin berjinjit. Kayak ada konsep cermin terbalik.

Kengerian Kedelapan. Cerpen terakhir malam ini yg kubaca di karya @momo_DM “Perempuan Pemilik Aroma Kematian”. Sekejap, kita baca dulu. Ide Momo segar banget. Baru tahu ada cerita mistis lokal kayak gitu. Seperti Parangkang di Sulawesi. Cuma aku sedikit terganggu dengan permainan POV-nya yg kadang kayak POV 1 tapi mirip POV 2. Tapi idenya aku suka. Mistis lokal memang sesuatu yang menjanjikan buat diekspos. Jika dipoles POV dan suspense-nya, pasti keren. Cerpen Perempuan Pemilik Aroma Kematian bercerita tentang makhluk jejadian yang memangsa bayi-bayi. Serem, kan? Konon katanya “kutukan” itu berhenti bila keturunannya siap menggantikan. Alamak, terornya gak bakalan putus-putus. Momo juga detail banget nulisin settingnya. Aku jadi ikut mencium aroma tanah sawah yang becek.

Wuih, malam ini kayak semalam, perasaan campur aduk selesai baca cerpen-cerpen dalam . Antara hepi dan takut tapinya. Hepi karena banyak nemu ide-ide dan pengemasan yang segar. Takut karena ceritanya serem-serem dan pengarangnya kejam semua. Kejam karena nggak ada yang iba pada tokohnya. Tapi itu bikin cerita di dalam membekas di benakku sebagai pembaca.

#HororisCausa di Mata MFF

Kengerian Kesembilan. Baca lagi, yuk. Kita mulai dari cerpen “Misteri Buku Harian”. Opening-nya sukses bikin deg deg ser. Cerpen Morgan QLP berkisah tentang sekelompok pendaki dan sebuah misteri dari tahun 1913. Glek…! Aku sering mendengar cerita serem dari teman2 yg pernah mendaki gunung. Tp tetap cerpen Morgan membuatku penasaran. Awalnya aku bingung, kok teman-temannya hilang, si aku tetap ngotot mencapai puncak. Akhir cerita menjawabnya. Jika saja Morgan memperpendek alur dan fokus membangun suspense, kengerian cerpen ini akan berlipat. Sekarang aja sudah sukses bikin merinding, apalagi jika Morgan fokus membangun suspense pas raibnya Gian.

Kengerian Kesepuluh. Loncatan plot di cerpen cukup bikin ngos-ngosan tapi berdebar dan memaksa lebih konsentrasi. Kayak nyusun puzzle. Sumpah. Ide-ide mistis dalam buku ini sering bikin aku melongo dan ngeri sendiri. Imajinasi anak fiksimini keren. Gimana kalau kamu punya kesempatan menghidupkan kembali orang terkasihmu yang sudah mati? Tapi kosekuensinya umurmu. Kerennya lagi setiap penulis punya style yang ditonjolkan dalam teknik bercerita. Kayak Rendra Jakadilaga puzzle plotnya. Membuat cerita dengan plot yang loncat-loncat bukan gak beresiko. Kalau gak mahir mengemasnya pembaca jadi gagal fokus. Menurutku Rendra cukup berhasil, walau aku haus suspense yg lainnya.  Pembaca cerita horor emang nyari yg bikin merinding.

Kengerian Kesebelas.Mari lanjut baca cerpen . Dari bio-nya kami pernah satu negeri bernama Bekasi. Lalu negara api menyerang, saya mengungsi. Legenda malaikat Michael yg dikutuk sudah sering adaptasi dalam berbagai versi cerita dan film. Tapi gimana jika Michael yg agung dikutuk Tuhan menjadi hantu yg meneror pemujanya? Itulah ide cerpen Trinitas. Menurutku Rendy Doroi cukup cerdik membagi ceritanya dalam dua plot besar dan masing-masing plot memiliki POV yang berbeda.Eh bukan 2 POV tapi 3 POV sekaligus yang Doroi gunakan. Jika saja Doroi ‘berani’ mengulik karakter Meghan lebih dalam lagi, tingkat kengerian cerita ini akan bertambah dosisnya. Misal, jika Doroi memdedah perasaan Meghan jika dia tahu kalau Michael yang Agung dan dipujanya menjadi hantu. Kengerian akan bertambah-tambah. Sebab hal yg paling mengerikan sesungguhnya ada dalam jiwa manusia itu sendiri. Secara keseluruhan, aku suka tema yang Doroi ambil. Tema yg berani. Memadukan mistis dan ‘agama’ bukan hal ‘main-main’.

Kengerian Keduabelas. Cerpen selanjutnya karya dengan judul “Marni”. Sepertinya perempuan, seksual & mistis memang sesuatu yg menarik u/dikulik. Selain Mel, Ryan Pradana mengambil tema yang sama. Cerpen Ryan tergolong pendek. Pas baca tahu-tahu sudah selesai. Mungkin karena ceritanya mengalir lancar. Jika saja Ryan menambahkan belokan dan rintangan di sana-sini, cerpen ini akan lebih menjanjikan. Kenapa? Sebab cerita mistis dan realis, biasanya memikat banyak pembaca. Atau Ryan membalut ceritanya seperti urban legend. Wih…

Kengerian Terakhir. Eh cerpen terakhir di karya . Kampret! Pilihan diksinya dahsyat, berani dan apa adanya. Judul cerpen Sigit Raharjo “Kelabang Hitam Pengasih”. Temanya perempuan, seks, dan mistis. Pertama baca aku sedikit melongo karena ingat gaya Djenar dalam memilih kata di cerpennya. Tapi keren, Sigit. Sumpah! Seringkali kesederhanaan kata dan apa adanya jauh lebih mampu menyampaikan pesan pada pembacanya.

Seperti yg telah kukatakan, para penulis memiliki keunikan masing-masing dalam bercerita. Termasuk Sigit. Ada yg menonjolkan teknik dalalm menggunakan POV, ada dalam diksi, ada juga dalam membuat suspense untuk pembaca. Keunikan ini membuat terasa kaya. Ditambah dengan ilustrasi yg keren. Baca buku ini jadi nyaman.

Demikian ocehanku tentang . Saranku, jika kamu penakut, jangan baca buku ini! 🙂

Ingin merayakan 13 kengerian juga?

Sila pesan kengerianmu sendiri dalam #HororisCausa melalui email order.hororiscausa@gmail.com atau WA 0822-2512-863 (Adelia Rosa)

 

Leave a comment